Awal Mula Menekuni Komik

    Author: inocomic Genre: »
    Rating

    Dulu pertama kali aku tertarik dengan bidang komik diawali oleh kesempatan terbuka dari Elexmedia untuk menerbitkan komik bagi komikus lokal. Info tersebut aku ketahui dari salah seorang saudaraku yang memiliki teman yang berhasil menerbitkan komiknya di Elexmedia. Mendengar itu aku jadi sangat bersemangat. Aku berpikir, ini adalah kesempatan bagiku untuk sukses dalam bidang komik.

    Waktu itu aku masih SMU kelas 2. Dan kemampuan menggambarku kurang begitu bagus. Namun dalam pelajaran seni di sekolah, aku tetap memiliki nilai yang bagus. Sejak ada info dari saudaraku tersebut, aku jadi banyak latihan gambar anime. Aku mulai latihan dengan mempelajari komik Doraemon. Sebab komik Doraemon itu gambarnya sangat sederhana. Melihat kemampuanku waktu itu aku berencana untuk membuat komik yang sederhana semacam Doraemon. Aku juga menambah aneka latihan dengan mencari inspirasi dari komik-komik lain. Aku membeli beberapa komik di Gramedia, bukan untuk mengikuti ceritanya melainkan untuk mempelajari gambar komiknya dan bagaimana pembuatan ceritanya. Hari demi hari kemampuanku berkembang.

    Hobi menggambar memang sudah aku miliki sejak aku kecil. Terasah waktu SD. Berkembang waktu SMP. Dan makin bertumbuh saat SMA. Aku suka melukis dengan cat air. Aku juga menambah kemampuan dengan melukis manusia. Komik maupun film animasi merupakan inspirasi yang sangat kuat bagiku waktu itu. Bagi yang bisa bikin gambar anime sudah dianggap luar biasa oleh teman-temanku.

    Dalam pertumbuhanku saat SMA, memang kegagalan demi kegagalan aku alami. Namun rangkaian kegagalan itu tidak membuat aku menyerah untuk berhasil membuat komik hingga diterbitkan dan beredar di pasaran. Kemampuanku justru semakin membesar.

    Waktu itu ada beberapa temanku yang pintar menggambar juga dan sangat antusias dalam menggambar anime. Kuanggap mereka itu saingan. Aku gak mau kalah dari mereka. Perasaan punya saingan sangat positif bagiku, terutama membuat aku bersemangat dan semakin terdorong untuk menghasilkan karya anime yang berkualitas.

    Waktu itu aku kurang begitu tahu tentang menggambar proporsi tubuh. Aku pun menggambarnya dengan rumusku sendiri. Namun tetap bagus. Kebanyakan latihan yang kujalani yaitu dengan mencontek gambar dan kubuat semirip mungkin. Awalnya aku cuma pake Bolpoin. Lama-lama aku pake Trekpen dan Drawing Pen. Aku juga menggunakan beberapa ukuran pencil untuk arsiran gambar.

    Ketika menginjak bangku kelas 3 SMA, aku dapat ilmu menggambar proporsi dari salah seorang temanku yang suka menggambar tersebut. Aku foto copy aja buku tersebut tanpa peduli hukum larangan foto copy. Bagiku yang penting bermanfaat untuk meningkatkan skill. Dan kurasa aku turut menyumbang pertumbuhan yang positif ketika aku memanfaatkan buku ini dengan sungguh-sungguh dan untuk tujuan positif. Maklum juga, waktu itu secara ekonomi aku kekurangan duit di saku. Hhehehe...

    Buku yang berisi tentang ilmu proporsi tubuh tersebut sangat bermanfaat bagiku. Kemampuan menggambarku meningkat sangat tajam sekali. Dari Proporsi hingga pakaian aku asah hingga ke detail-detailnya.

    Komik yang awal kubuat hanya berupa goresan pensil. Aku tidak melengkapi dengan penintaan. Hingga kemudian aku terinspirasi dari komikus Jepang yang menggambar sketsa kemudian melakukan penintaan. Aku memakai Drawing Pen dan Spidol untuk penintaan. Ketika menggambar hanya dengan alat pencil aja, pensil yang aku gunakan adalah Trekpen. Bahkan aku menambah keruncingannya karena trekpen masih kurang runcing. Itu adalah caraku.

    Menginjak bangku kuliah, kemampuanku kutingkatkan dengan belajar menggambar bangunan. Aku ambil jurusan Elektro, kemudian pindah ke Industri yang sama sekali jauh kaitannya dengan seni menggambar. Namun aku sering berkunjung ke perpustakaan untuk belajar tentang Arsitektur. Itu sangat bermanfaat sekali buatku.

    Sebenarnya sampai saat ini pun aku masih terus belajar dan meningkatkan kemampuan. Sambil menghasilkan dan menghasilkan karya-karyaku, aku terus dan terus belajar. Aku juga ingin berbagi hasil karya maupun ilmu bikin komik melalui blog ini.

    Kebanyakan kegagalan yang kualami yaitu ketika uang membuat aku buta. Gara-gara mementingkan uang, aku menurunkan kualitas komik yang harus kupersembahkan bagi pembaca, dan aku hanya memberikan kualitas kelas dua. Aku menyesali ini dan gak akan mengulanginya lagi. Ini menjadi pengalamanku, agar sekarang aku mempersembahkan kualitas kelas satuku. Biarlah kepentingan uang dibelakangkan, yang penting kepuasan pembaca diutamakan. Dan aku turut menyumbang kebanggaan bagi bangsaku.

    Bagi sobat yang menekuni komik, tetaplah bersemangat. Mari kita hasilkan karya yang berkualitas. Semoga bermanfaat.

    One Response so far.

    1. Rin:S says:

      Kak... bikin komiknya pake program komputer?

    Leave a Reply

    Categories

    Popular Post

    Followers